Skip to main content

Foto Pre-Wedding Lebih Murah Dengan Sweetescape


Salah satu unsur dalam sebuah pesta pernikahan adalah foto pre-wedding. Entah sejak kapan pre-wedding menjadi hal yang harus dilakukan. Padahal apalah fungsi foto pre-wedding dibanding foto akad nikah, ya nggak?

Tapi nggak bisa dipungkiri juga sih kalau foto pre-wedding itu penting-nggak-penting tapi wajib. Nggak ada salahnya'kan mengabadikan kemesraan saat menjelang hari pernikahan. Lagian bisa dipajang sebagai kenang-kenangan masa tua nanti.

Untuk foto pre-wedding biasanya capeng juga agak selektif memilih vendor foto, karena foto pre-wedding kan biasanya di pajang tuh saat resepsi atau paling nggak di media sosial lah. Zaman sekarang sih, foto itu paling nggak harus instagram-able. Supaya bagus kalau di upload ke instagram, dapet likes banyak dan bikin iri temen-temen (seriously, ini bukan saya banget). But hey, that is so true. Banyak banget yang tujuannya begitu dan akhirnya rela mengorbankan uangnya hanya demi pamer. Kan sedih yah :(((

Memilih vendor foto


Memilih vendor untuk foto pre-wedding ini susah-susah gampang. Karena satu studio foto biasanya memiliki beberapa fotographer, nah tergantung deh ini kita dapat fotographer yang skillnya bagus atau kurang. Kalau kena apesnya sih bisa aja dapet yang kurang bagus'kan?
  1. Pilih vendor yang punya portofolio bagus, artinya hasil karyanya udah diakui. Dengan melihat portofolionya, bisa menjadi bahan pembanding dan penilaian kita apakah cocok dengan tema yang kita inginkan atau nggak.
  2. Kalau pilih studio foto, coba searching hasil fotonya dan tanya siapa nama fotographernya, jadi kita bisa request minta difoto sama dia. Kaya yang saya bilang tadi diatas, biasanya satu studio foto itu punya beberapa fotographer dan belum tentu cocok sama yang kita mau.
  3. Searching komplain di google; hari gini udah gampang banget melihat review orang-orang terhadap sebuah produk. Apalagi kalau kita mencari produk dengan brand yang cukup besar, cukup tanyakan aja sama google. Cari dengan berbagai kata kunci, dan lihat bagaimana pengalaman orang-orang tentang studio foto yang kita pilih. Biasanya di forum-forum banyak banget sih yang ngomongin, contoh; Female Daily.
  4. Pilih apakah tone warna dan hasil fotonya sama dengan yang kita harapkan. Perbedaan dari sebuah foto itu biasanya yang paling mencolok adalah tone. Warna dari gambar itu memberikan efek tersendiri dari sebuah foto. Apakah tonenya cerah, warm atau apalah itu, bisa kita cek melalui hasil foto mereka, misalnya; Sweetescape memiliki tone gambar yang cenderung warm, soft, kalem-kalem gimana gitu dan hasil fotonya selalu terlihat natural. Nah, apakah kamu cocok dengan tema seperti ini?
  5. Konsultasi atau ngobrol dulu sebelum booking, biasakan untuk tanya lebih detail mengenai produk yang ingin kita beli. Misal, untuk foto outdoor; tanyakan berapa orang kru yang akan membantu? Berapa fotographer? Apakah sudah termasuk rias atau belum? Apakah kita harus membawa baju sendiri? Bagaimana kalau kita ingin foto outdoor dengan tema tambahan? Berapa jam sesi fotonya? Biaya akomodasi dan transportasi siapa yang tanggung? Karena ada banyak hal yang biasanya terlewat untuk ditanyakan capeng. Ya namanya aja pengalaman pertama mau nikah, pasti banyak hal yang bisa aja kita lewatkan. 
  6. Sesuai budget, ini adalah hal yang paling penting dalam pemilihan vendor foto. Apakah sesuai dengan budget yang kita miliki? Saran saya, kalau memang out of budget, mendingan pilih vendor lain. Karena biaya untuk nikahan itu nggak sedikit dan kadang bisa melebihi dari perkiraan. Banyak hal-hal kecil yang nggak terpikirkan nanti bakal muncul dan jadi pengeluaran tak terduga. Biasanya foto pre-wedding outdoor itu mulai dari Rp. 5.000.000,-  sementara indoor ada yang mulai dari Rp. 3.000.000,- sampai tak terhingga. Jadi, sesuaikan antara budget, harga dari vendor dan tema foto yang diinginkan.
Foto pre-wedding kini menjadi trending, calon pengantin pasti  melakukan foto pre-wedding, termasuk saya. Awal mula saya tergoda untuk melakukan foto pre-wedding adalah ketika melihat konsep foto yang ditawarkan oleh Sweetescape. Minimalis, tone warna yang teduh dan fleksibel. Kenapa saya bilang fleksibel? Karena mereka nggak terpaku di satu kota, mereka ada di kota bahkan negara lain. Jaringan yang luas dan cara pemesanannya mudah.

Foto Pre-wedding dengan Sweetescape


Sweetescape  adalah sebuah platform yang mempertemukan kita dengan fotographer lokal yang telah menjadi rekanannya di kota atau negara yang kita pilih. Jadi, kita cuma tinggal pilih lokasi dan waktu foto yang diinginkan. Mendekati hari H, fotographer akan menghubungi kita dan melakukan diskusi terkait dengan sesi foto yang akan dilakukan.

Disitulah kita bisa konsultasi mengenai lokasi, tema dan gaya foto. Sebelum bertemu, mereka akan menanyakan, tema foto kita apa, berapa jumlah orang yang akan difoto dan dimana lokasi yang diinginkan. Kalau nggak ngerti, jangan ragu untuk bertanya. Karena mereka adalah penduduk lokal, mereka pasti tau dan akan menyarankan lokasi sesuai dengan yang kita inginkan.

Sweetescape bisa membantu kita mengabadikan berbagai momen, bisa untuk honeymoon, anniversary, pre-wedding, liburan atau bahkan ulang tahun. Entah itu outdoor ataupun indoor bisa saja dicapture melalu kamera mereka. Jadi artinya, momen apapun itu, kalau pengen foto bagus dan murah, bisa pake Sweetescape.


Foto di luar negeri lebih hemat

Sweetescape memiliki rekanan di berbagai negara yang bisa membantu kita mengabadikan momen dengan harga yang jauh lebih murah. Kenapa? Seperti yang saya bilang tadi, mereka bekerjasama dengan fotographer lokal pilihan. Jadi kita nggak perlu ngajak banyak orang dari Indonesia terus di bawa ke luar negeri dengan budget selangit. Pun, untuk fotographernya nggak sembarangan loh, mereka tentunya memilih yang professional.




Kebetulan saya menggunakan Sweetescape di Hongkong. Beruntung banget saya ketemu dengan Luke. Seorang fotographer lokal yang menjadi rekanan mereka. Beberapa hari sebelum saya tiba di Hong Kong, Luke menghubungi saya dan menanyakan beberapa hal terkait dengan sesi foto yang akan kami lakukan. Ia menanyakan tema foto yang kami hendaki dan memberikan beberapa referensi lokasi dan tema foto yang baik. Ia juga menyarankan kapan waktu yang tepat untuk mengambil foto, karena kebetulan kemarin kami salah pilih jam. Kami memilih jam 16.00, tapi kata Luke itu adalah rush hour jadi kami memajukan jadwal menjadi sekitar jam 14.00 waktu setempat. Akhirnya sesi foto kami pun berjalan lancar. Sebelumnya pun saya mencari tau tentang Luke, melihat hasil fotonya dan hasilnya sangat bagus. Ternyata ia pun memiliki studio foto yang cukup besar di Hong Kong, foto di Sweetescape ini dijadikan Luke sebagai pekerjaan lepas aja.

Fitur booking online

Satu hal yang membuat saya nyaman dengan Sweetescape adalah adanya aplikasi online yang dengan mudah bisa membantu saya memesan slot foto. Saya nggak perlu repot datang ke studio dan ragu kalau hari H tiba-tiba batal atau pembayaran nggak diakui, karena semuanya telah di record di aplikasi.

It helps me much, karena waktu itu saya kerja sebagai seorang pegawai bank. Tau sendiri'kan gimana dunia perbankan? Pergi pagi pulang malam, makan siang kadang dikantor, weekend udah nggak punya tenaga, maunya tiduran aja. Nah, adanya aplikasi booking online ini cukup buat saya nyaman. Plus, adanya fitur chat online dengan CS buat saya lebih mudah berkomunikasi. CS cukup cekatan dan cepat membalas chat saya, jadi apa yang ingin saya tanyakan bisa di jawab dengan cepat.

Kenapa saya pilih Sweetescape?

  1. Kebetulan saya kemarin memang ada rencana mau pergi ke Hong Kong, jadi sekalian cari vendor foto yang bisa bantu kita untuk foto pre-wedding. Ada beberapa vendor yang menawarkan harga mulai dari Rp. 20.000.000 untuk foto di Singapura atau Malaysia, sementara untuk di Hong Kong mulai dari Rp. 45.000.000 belum termasuk akomodasi. Waw. Saya udah keburu ngibrit duluan denger harganya segitu. Awalnya mau mengurungkan niat untuk foto di luar negeri karena ternyata biayanya mahal banget. Nah, pas saya buka-buka forum, ada yang membahas tentang sweetescape, akhirnya saya cari tau dan cek berapa harganya. Ternyata jauh lebih murah dibanding saya harus mengajak fotographer lokal ke luar negeri. Biaya untuk foto di Hong Kong kemarin kalau nggak salah USD500 atau sekitar Rp. 6.000.000,- jauh lebih murah kan?
  2. Bisa memberikan rekomendasi terbaik karena mereka penduduk lokal, nah jadi saya beruntung banget bisa dapet foto sesuai dengan yang saya inginkan. Kelebihan fotographer lokal adalah mereka tau dimana lokasi yang bagus untuk foto dan bisa mengarahkan ke tempat yang sesuai dengan tema yang kita inginkan.
  3. Pemesanan mudah, kaya yang saya bilang tadi, adanya aplikasi online dan CS yang realtime amat sangat membantu saya untuk memilih vendor mana yang bagus. 
  4. Terpercaya, sejauh ini kayanya udah banyak banget yang menjadi customer mereka. Saya coba cari respon dari customer melalui foto tagging di Instagram Saya lihat banyak respon positif, meski nggak menutup kemungkinan adanya respon negatif, tapi selama saya search justru lebih banyak respon positifnya sih.
Foto pre-wedding bukanlah segalanya, karena yang lebih penting tetap momen pemberkatan atau akad nikah. Nggak perlu menghabiskan terlalu banyak uang dan memperbesar budget untuk foto, tapi kalau memang kamu punya uang, just do it. Nggak ada salahnya memberikan yang terbaik untuk pernikahan kita.



Comments

Popular posts from this blog

Pernikahan?

Setiap kita pasti penasaran, dengan siapakah kelak akan menghabiskan masa tua bersama? Siapa yang akan menjadi teman dalam menghadapi suka dan duka di sisa usia. Dari zaman dulu hingga kini, pernikahan seringkali dianggap sebagai sebuah solusi dari masalah. Malas kuliah? Nikah. Malas kerja? Nikah. Malas skripsi? Nikah. Punya utang? Nikah. Emangnya laki-laki itu porter? Yang tugasnya memikul bebanmu? Bukan Menurut saya, pernikahan bukanlah pelimpahan beban hidup, melainkan sebenarnya adalah  sharing  beban. Beban mu dan bebannya menjadi satu, dihadapi oleh dua kepala, makanya orang bijak bilang, masalah kalau dihadapi oleh dua kepala pasti akan ringan. Tapi, apakah perempuan selemah itu hingga kita butuh laki-laki untuk menyelesaikan masalah? Apakah perempuan se-penakut itu sehingga menghindari masalah yang ia buat sendiri? Kita tumbuh dengan hak dan kewajiban yang sama. Kita sekolah, beribadah, kerja dan bayar pajak yang sama. Tapi kenapa kita menolak untuk memili...

Is He The One?

Aku mau yang ganteng, tinggi, mapan, pekerja keras, tabungannya besar, punya rumah pribadi, mobil pribadi, rajin ke gereja, taat sama Tuhan, pengusaha dan endebreh endebreh endebreh Gitulah kalo masih muda. Saat saya sendiri masih kebanyakan maunya. Mau laki-laki yang sempurna dan bisa bikin iri seluruh wanita di jagat raya ini. Pokoknya maunya yang sempurna dan merasa bahwa kesempurnaan itu nggak akan pernah buat saya menyesal seumur hidup. Jadi kudu wajib dan harus yang terbaaeeeekkk. Itu dulu... Saat saya masih belia. Saat percaya akan mitos soulmate . Saat percaya bahwa hidup adalah cinta dan cinta adalah hidup. Saat mimpi masih setinggi langit dan belum kenal akan kerasnya kehidupan. Belum kenal akan kejamnya mertua yang memang tidak pernah menyetujui sebuah hubungan, belum kenal akan kejinya tuntutan hidup dan belum tau kalau perbedaan visi misi bisa membuat kita jengkel sampai akhir hayat. Belum. Sampai suatu saat, saya ngobrol sama senior dikantor, saat itu saya seda...

Tuhan Tidak Pernah Bimbang, Selalu Imbang

Aku tersentuh, Tertohok akan kalimat yang di ucapkan Lia... Tentang risau yang menggelora, tentang pilihan yang sulit dipilih, tentang rasa yang sulit dipisahkan dan tentang air mata yang tak terbendung (lagi). Gelisah, kecewa dan cucuran air mata, siapa yang siap untuk merasakannya? Patah hati yang dalam hingga ke relung jiwa, bukan mudah untuk melupakan, atau bahkan hanya menyingkirkan. Bukan mudah untuk selalu perhatian tanpa mendapatkan kepastian. Bukan mudah untuk melupakan bersamaan dengan merelakan. Bukan mudah, sungguh dibuatnya tidak menjadi mudah. Sakit. Semoga tidak menjadi penyakit, biarlah hatinya melekit asal tidak menjangkit.   Pedih. Sudah pasti. Tapi coba kau tanyakan benar dalam hati, apakah ia laki-laki yang pantas untuk kau tangisi? Atau sebenarnya hanya untuk amunisi menguatkan hati untuk hal yang lebih peri? Aku pernah sakit hati, bukan karna ditinggal pergi, tapi karna tidak lagi dipercayai. Jangan tertawa. Andai aku bisa perg...