Aku tersentuh,
Tertohok akan kalimat yang di ucapkan Lia...
Tentang risau yang menggelora, tentang pilihan yang sulit dipilih, tentang rasa yang sulit dipisahkan dan tentang air mata yang tak terbendung (lagi). Gelisah, kecewa dan cucuran air mata, siapa yang siap untuk merasakannya?
Patah hati yang dalam hingga ke relung jiwa, bukan mudah untuk melupakan, atau bahkan hanya menyingkirkan. Bukan mudah untuk selalu perhatian tanpa mendapatkan kepastian. Bukan mudah untuk melupakan bersamaan dengan merelakan. Bukan mudah, sungguh dibuatnya tidak menjadi mudah.
Sakit. Semoga tidak menjadi penyakit, biarlah hatinya melekit asal tidak menjangkit.
Pedih. Sudah pasti.
Tapi coba kau tanyakan benar dalam hati, apakah ia laki-laki yang pantas untuk kau tangisi? Atau sebenarnya hanya untuk amunisi menguatkan hati untuk hal yang lebih peri?
Aku pernah sakit hati, bukan karna ditinggal pergi, tapi karna tidak lagi dipercayai.
Jangan tertawa. Andai aku bisa pergi, aku ingin pergi mencari yang bisa mempercayai. Tapi hati sudah terikat janji, apa daya hanya bisa berserah diri.
Sayang,
Andai pilihan bukan untuk dipilih.
Andai kehadiran bukan untuk ditanyakan.
Andai kesempatan tidak dilewatkan.
Bolehkah selamanya menjadi kenyataan?
Adalah air mata yang membuatku lemah. Berlutut aku dihadapan ego yang tak mampu ku kuasai. Bersumpah serapah didalam hati, bertanya mengapa Kau begitu sakti.
Cinta, apakah benar cinta didalam hati? Bukankah Cinta sedang menunggu Rangga yang tiada kabarnya?
Oh bukan.
Cinta itu ada didalam pikiran, sebab itu ia mengacau jalan kehidupan. Meruntuhkan angan masa depan, mengabadikan kenangan dan melepaskan genggaman.
Mungkin benar Tuhan selalu imbang, tapi kenapa membuat umatnya bimbang?
Mungkin benar Tuhan selalu imbang, tapi kenapa perasaan ini selalu ditimbang-timbang?
Ah tidak,
Tuhanku selalu imbang, kau saja yang jual tampang.
#CIH
Ah tidak,
Tuhanku selalu imbang, kau saja yang jual tampang.
#CIH
Comments