Skip to main content

Masa Sih Butuh Honeymoon?


Satu hal yang muncul dalam pikiran waktu aku mutusin untuk menikah adalah acara nikahan yang sederhana banget. Pendeta, gereja, orang tua, keluarga dan sodara deket doang. Abis itu ya makan-makan bareng. Nah kalo nikahan aja udah sederhana, terus budget yang ada mau dikemanain?


Ya honeymoon lah!


Buat apa resepsi mewah dan megah, ngabisin uang ratusan juta cuma buat pesta semalam doang? Cuma buat orang lain doang? Biar keliatan bagus di media sosial, biar keliatan mewah dimata orang lain, buat apa? Terus abis itu nggak akan ada orang lain yang inget pesta pernikahan kita. Yang tersisa hanyalah apa? Sebuah foto dan nominal direkening yang merosot tajam.

Apa nggak sayang uang yang udah dikumpulin bertahun-tahun lamanya malah ilang demi pesta semalam? Aku sih ogah. Aku. Tapi mertua maunya beda. Mertua pengen anaknya nikah dengan pesta, ngundang sodara dari segala penjuru dan semuanya pengen yang serba bagus. Wajar, orang tua memang pengen yang terbaik selalu untuk anaknya. Mau didebat? Mana berani. Mau disangkal? Takut dosa. Akhinya kami ngalah dan mewujudkan keinginan orang tua. 

Tapi, suami tetap pada pendiriannya! Honeymoon is a must! Pengennya pergi ke tempat yang selama ini kita berdua impikan, kemana? Kita sih pengennya ke Maldives. Kita berdua sepakat, resepsi itu nggak boleh lebih bagus dari honeymoon. Justru kesempatan untuk berdua itu layak mendapatkan kenikmatan tertinggi didunia #TSAELAH. Ya gitu? Kenapa gitu?


1. Rileksasi


Siapa yang bilang nikah itu gampang? Lu nggak tau aja betapa ribetnya ngurus sekian banyak orang dengan pemikiran yang beda. Bukan apa, masalahnya yang diadepin nih orang-orang tua. Menyangkal dikit bisa dislengkat. Belum lagi ngurusin vendor, beberapa ada vendor yang ngeselin banget. Ditemui susah, dihubungi udah kaya artis aja. Nggak bisa molooooo. Pernikahan atau resepsi itu emang bener bikin mumet. Bikin kepala mau pecah, tekanan darah naik turun dan kadang emosi sampai melebihi ambang batas. Pokoknya stress deh, pengantin butuh rileks, butuh kedamaian dan kenikmatan meski hanya sementara.

Perjalanan menuju hari H adalah perjalanan yang panjang. Banyak yang harus dipikirkan dan diurus. Perihal administratif pemerintah lah, urusan gereja lah, tetek bengek pernikahan lah, catering yang belum dipilih, baju pengantin yang belum kelar, baju orang tua yang belum jadi dan lainnya. Belum lagi permasalahan-permasalahan yang muncul ketika hari H. Papa yang belum beli sepatu lah, keluarga yang belum dijemput lah, makeup yang belum kelar dan hal-hal lain diluar dugaan itu bikin pusing dan kepala rasanya mau copot. Nggak ada salahnya kita nyisihin uang untuk honeymoon. Pergi cuma berdua dengan pasangan, manja-manjaan, cinta-cintaan dan sama-sama menikmati masa dimana 'akhirnya semuanya kelar'.


2. Akhirnya gue nikah! Yeeeeee!

Setelah pacaran sekian tahun akhirnya lu kawinin gue juga yak! HAHAHA. 

Saatnya merayakan pesta khusus berdua. Pesta untuk merayakan janji-janji manis yang akhirnya dipenuhi. Itu harus kaleeee. Bilang makasih sama pasangan karna udah nepatin janji, nggak ninggalin dan bersedia membagi sisa hidupnya, ahelah. Saling meyakinkan dan ngingetin kalo kita sudah sah, menikah dan membagi suka duka berdua.

Gue nggak sendiri lagi ngadepin cicilan !!! Hahahaha

Honestly, bahkan aku dan suami pas honeymoon rasanya masih nggak nyangka kalau kita udah suami istri. Di jari tangan udah ada yang ngeganjel, wak! Kaya miracle aja gitu. Nah, makanya honeymoon itu penting, untuk lebih meyakinkan kita kalo udah nikah dan punya tanggung jawab.  Tanggung jawab terhadap banyak hal; udah nggak bisa bangun siang lagi, bangun tidur kudu dilatih beresin kasur, tidur mulai ditata, kerja nggak bisa serampangan, ada cicilan untuk berdua, harus mikir panjang dan lainnya. Termasuk, nggak ada lagi nongkrong nggak jelas sampe pagi. Saatnya buat kesepakatan dan mengenali pasangan.

Mulai mengetahui kebiasaan dan keinginan pasangan ketika telah menjadi suami dan istri #CEILEH. Pokoknya ada banyak waktu untuk saling menyesuaikan tanpa gangguan orang lain. Tanpa gangguan orang tua yang tiba-tiba manggil lah, om tante yang rese lah atau adek-adek yang suka gangguin.


Baca juga : 6D5N Honeymoon in Maldives


3. Move On

Boleh 'kan ngartiinnya menjadi ;

Gue udah nikah dan petualangan dimulai

I mean, memulai sebuah kehidupan yang baru, meninggalkan kebiasaan lama, apalagi kenangan yang udah berlalu. Semakin banyak waktu yang kita habiskan berdua, pasti banyak cerita yang dibicarakan. Dari situ kita pasti bakal jadi banyak mikir. Kita harus berpindah dan berubah. Honeymoon tuh kaya pengantar, tau! Pembuka dari sebuah kehidupan baru yang masih manis dan legit. Sebuah fase yang dinantikan, sekarang udah didepan mata. Berasa kaya ditampar bolak balik, "Im married now. Gue udah nggak bisa macem-macem lagi. Gue udah harus fokus sama pasangan".

Yang perlu kita sadar adalah kita bukan lagi dua, melainkan satu. Orangtua bukan lagi cuma mama papa, tapi ada mama papa mertua. Saudara bukan lagi kakak dan adik, udah ada adik dan kakak ipar. Om dan tante bukan lagi lima, tapi banyak. Kita menikahi banyak orang, jadi move on lah.


4. Kesepakatan 

Menurutku, banyak hal yang harus kita sepakati, supaya ke depannya bakal lebih mudah. Berdasarkan pengalaman pribadi sih, ketika ada pembicaraan atau kesepakatan, rencana kedepan tuh lebih terarah. Misal; aku dan suami sepakat untuk tinggal dirumah mertua soalnya nggak ada yang jaga rumah. Jadi kalo gitu, artinya nggak ada spending untuk bayar kontrakan atau nyicil rumah. Uang diarahkan ke hal-hal lain, tabungan jangka panjang atau lainnya yang bersifat simpanan. Nah, satu hal sudah jelas, kita tau arah keuangan mau kemana. Gitu juga masalah lainnya, harus dibicarakan diawal supaya nggak gontok-gontokan.

Ngomongin rumah tangga tuh nggak gampang, nyatuin visi dan misi, nyamain langkah kaki dan rencana-rencana lainnya tuh butuh waktu lama. Ini bukan aku sok tau ya, UDAH NGERASAIN! Perkara bangun pagi aja bisa sampe mata bengkak karna berantem, apalagi yang lain, coy. Percayalah, pernikahan itu manis, tapi ya kaya buah gitu. Awalnya manis, sisanya ya pait.

Di momen indah kaya gini saatnya kita bersepakat! Kalau mau berselisih paham juga pasti sayang banget kan? Udah pergi jauh-jauh masa mau berantem. Nah, pake momen ini untuk diskusi lebih lanjut.


Pernikahan adalah salah satu hal dalam hidup yang nggak pernah terduga sebelumnya. Gimanapun juga pernikahan adalah sebuah teka teki, apakah kita bisa memecahkannya atau tetap menjaganya. 


Comments

Popular posts from this blog

Pernikahan?

Setiap kita pasti penasaran, dengan siapakah kelak akan menghabiskan masa tua bersama? Siapa yang akan menjadi teman dalam menghadapi suka dan duka di sisa usia. Dari zaman dulu hingga kini, pernikahan seringkali dianggap sebagai sebuah solusi dari masalah. Malas kuliah? Nikah. Malas kerja? Nikah. Malas skripsi? Nikah. Punya utang? Nikah. Emangnya laki-laki itu porter? Yang tugasnya memikul bebanmu? Bukan Menurut saya, pernikahan bukanlah pelimpahan beban hidup, melainkan sebenarnya adalah  sharing  beban. Beban mu dan bebannya menjadi satu, dihadapi oleh dua kepala, makanya orang bijak bilang, masalah kalau dihadapi oleh dua kepala pasti akan ringan. Tapi, apakah perempuan selemah itu hingga kita butuh laki-laki untuk menyelesaikan masalah? Apakah perempuan se-penakut itu sehingga menghindari masalah yang ia buat sendiri? Kita tumbuh dengan hak dan kewajiban yang sama. Kita sekolah, beribadah, kerja dan bayar pajak yang sama. Tapi kenapa kita menolak untuk memili...

Is He The One?

Aku mau yang ganteng, tinggi, mapan, pekerja keras, tabungannya besar, punya rumah pribadi, mobil pribadi, rajin ke gereja, taat sama Tuhan, pengusaha dan endebreh endebreh endebreh Gitulah kalo masih muda. Saat saya sendiri masih kebanyakan maunya. Mau laki-laki yang sempurna dan bisa bikin iri seluruh wanita di jagat raya ini. Pokoknya maunya yang sempurna dan merasa bahwa kesempurnaan itu nggak akan pernah buat saya menyesal seumur hidup. Jadi kudu wajib dan harus yang terbaaeeeekkk. Itu dulu... Saat saya masih belia. Saat percaya akan mitos soulmate . Saat percaya bahwa hidup adalah cinta dan cinta adalah hidup. Saat mimpi masih setinggi langit dan belum kenal akan kerasnya kehidupan. Belum kenal akan kejamnya mertua yang memang tidak pernah menyetujui sebuah hubungan, belum kenal akan kejinya tuntutan hidup dan belum tau kalau perbedaan visi misi bisa membuat kita jengkel sampai akhir hayat. Belum. Sampai suatu saat, saya ngobrol sama senior dikantor, saat itu saya seda...

Tuhan Tidak Pernah Bimbang, Selalu Imbang

Aku tersentuh, Tertohok akan kalimat yang di ucapkan Lia... Tentang risau yang menggelora, tentang pilihan yang sulit dipilih, tentang rasa yang sulit dipisahkan dan tentang air mata yang tak terbendung (lagi). Gelisah, kecewa dan cucuran air mata, siapa yang siap untuk merasakannya? Patah hati yang dalam hingga ke relung jiwa, bukan mudah untuk melupakan, atau bahkan hanya menyingkirkan. Bukan mudah untuk selalu perhatian tanpa mendapatkan kepastian. Bukan mudah untuk melupakan bersamaan dengan merelakan. Bukan mudah, sungguh dibuatnya tidak menjadi mudah. Sakit. Semoga tidak menjadi penyakit, biarlah hatinya melekit asal tidak menjangkit.   Pedih. Sudah pasti. Tapi coba kau tanyakan benar dalam hati, apakah ia laki-laki yang pantas untuk kau tangisi? Atau sebenarnya hanya untuk amunisi menguatkan hati untuk hal yang lebih peri? Aku pernah sakit hati, bukan karna ditinggal pergi, tapi karna tidak lagi dipercayai. Jangan tertawa. Andai aku bisa perg...